Sabtu, 08 November 2014

about my feeling (cerbung)

Udh lama gk upload cerita haha. This my story. I hope u enjoy to read this...


Bab 1
Bruk... Gadis itu merebahkan dirinya di atas kasur. Ia kelihatan sangat lelah. Namun, ia sepertinya terlihat sangat senang. Nampaknya ia sedang memikiran hal yang baru saja ia lalui.
Namun, lamunannya hilang ketika seseorang memanggil namanya.
"Faraaa. Udah pulang kamu nak?"
"Udah kok,ma."
"Udah solat belum??"
"Udah,tadi disekolah."
"Oh. Kalau gitu mandi sana. Udah sore."
"Iya. Iyaa"
Tiba-tiba gadis yang bernama Fara tadi menghampiri ibunya.
"Ma. Sebelah rumah kita ada yang baru pindah ya?"
"Iya sayang. Kamu tau gak siapa yang nempatinya?"
"Enggak tuh ma.. Emang kenapa?" tanya Fara penasaran.
"Itu loh.. Si Rafa. Temen kamu waktu SD dulu." kata tante sarah,mamanya Fara.
"Hah?? Rafa???? Dia kan nyebelin banget maa.." kata Fara jengkel.
"Loh. Kamu gak boleh gitu. Diakan temen kamu."
"Ogah ma." kata Fara badmood.
Tiba-tiba saja terdengar ketukan pintu dari luar rumah.
"Tuh ada tamu. Bukain dulu gih"kata mama.
"Males maa" kata Fara lesu.
"Gak boleh gitu. Bukain sanaa" kata mama ke Fara.
Akhirnya Fara menuju ruang tamu dan membukakan pintu. Ketika melihat keluar, ia nampak begitu kaget.
"Elooo??"kata Fara kaget.
"Kenapaa?" tanya tamu tersebut.
"Elo kan Rafaa. Ih ngapain sih disini. Ngebete-in banget........"
"Yaelah. Ra. Gue disini juga cuma mau nganter undangan kok. Emang napa sih. Nih undangannya" kata cowok tadi yang bernama Rafa, lalu ia memberikan undangan tersebut ke seorang gadis yang berada di depannya.
Fara menerima undangan tersebut tanpa melihatnya. Rafa yang melihatnya hanya kebingungan.
"Terus elo gak mau balik?" tanya Fara ke Rafa.
"Ya ampun, elo gak nyuruh gue masuk?" tanya Rafa.
"Iiihh.nyebelin banget sih!! Yaudah ayo masukk.." kata Fara bete.
"Mm.dah telat nihh.. Gue masih mau nganter undangan ketetangga yang lain."kata Rafa sambil melihat beberapa undangan yang ada di tngannya.
"Tuhh kan. Nyebelin banget. Udah disuruh masuk malah gak mauu" kata Fara kesal.
"Hmm, lain kali aja deeeehhhhh. Jangan lupa datang yaaaa"kata Rafa sambil tersenyum.
"Just bokap dan nyokap gue aja.gue mah ogaah!" jawab Fara jengkel.
"Yaa ga bisa dong" kata Rafa sedikit kesal.
"Ih malesss''
"Makanya, dibaca dulu undangannyaa. Itu undangan untuk Bpk. Antoni sklg. Elo gak bisa baca yaa??" ledek Rafa.
"Eh diem lo! Ngebetein ajag. Udah sonoh balik aja lo!" kata Fara kesal.
"Haha. Yadehh.. Gue tunggu kedatangan elo yaa cyiiiin,,," kata Rafa lalu pergi meninggalkan Fara.
"Jijiiiiikkkkk!!!!!!" teriak Fara kesal.
Fara pun pergi ke dapur lalu memberikan undangan itu ke mamanya.
***
Pagi ini seperti biasanya Fara pergi sekolah dengan berjalan kaki. Baru saja Fara membuka gerbang tiba-tiba Rafa yang tengah menunggu di depan pagar bersama motor kesayangannya.
"Pagi,raa. Pergi sekolah bareng yuukk?" ajak Rafa.
"Ngappain bareng sama elo. Enakan jalan kaki." kata Fara.
"Jalan kaki itu capek tau. Mendingan naik motor gue. Lebih cepet dan gak capek." kata Rafa sambil mengusap body motornya.
"Naik motor polusinya itu bahaayaa" kata Fara gak mau kalah
"Oh yaudah deh kalo gak mau. Gue duluan yaaa" kata Rafa lalu pergi meninggalkan Fara.
Tuh anak nyebelun banget sih. Gerutu Fara.
Walaupun masih sedikit kesal, akhirnya Fara melanjutkan perjalanannya menuju sekolah.
Setibanya di sekolah, Fara menghampiri teman-temannya yang berdiri di depan kelas.
"Sya,ada apa sih? Kok gitu amat??" tanya Fara bingung.
"Yaampun raaa.. Itu tuh di kelas Mipa 4 ada anak baru. Cakep bangeeett...." kata Resya teman Fara.
"Rafa maksud elo?" tanya Fara cuek.
"Elo kenal dia,ra??"tanya Resya bingung.
"Ya gitu deeh. Dia tetangga gue" jawab Fara lalu ia meninggalkan Resya dan yang lain menuju kelasnya.
Di kelasnya, Fara makin jengkel, apalagi hampir seluruh cewek yang ada di kelasnya ngomongin tentang Rafa. Bahkan hampir seluruh pertanyaan ditujukan pada Fara. Mulai dari nama lengkap,nomor hp,alamat rumah,gebetan dan banyak deehh.
"Plis ya, gak usah tanyain hal tentabg Rafa sama gue. Gue cuma tetangganya doank kok. Jadi kalo mau tau banyak hal, tanya aja sama orangnya." jawab Fara kesal.
"Yaampun raa. Elo nyesel kalo gak bisa dapetin dia"kata qiqa.
"Ih qaa, gue kan sukanya sama Mr.P" jawab Fara.
"Emang Mr.p lo udah tau, kalo lo suka sama dia?"tanya qiqa.
"Mmm. Maybe yess..." jawab Fara sedikit kecewa.
"Ohh.. Kalo gituu. Rafa untuk gue yaaa??"kata Resya senang.
"Iyeee ambil ajaaaa.."kata Fara.
"Yesss"
Bel istirahat telah berbunyi. Kali ini Resya meminta Fara untuk menemaninya ke kelas Mipa4. Sebenarnya, Resya ingin modus. Yaa secara ratu modus diantara mereka bertiga ya si Resya.
"Ra. Temenin gue ya modus ke Mipa4. Pliiss."kata Resya sambil memelas.
"Maless"
"Ayolah,raaa. Gue traktir jajan bakso niih"goda Resya.
"Napa mesti gue sih? Qiqa kan adaaa."kata Fara kesal
"Dia nya lagi busy raa"
Akhirnya Fara pun menuruti kata-kata Resya. "Bentar aja ya"kata Fara sedikit kesal.
"Iyaa"
Setibanya di depan kelas mipa4, Resya yang memang jatuh cinta pada Rafa membuatnya ingin selalu melihat Rafa.
"Ehh, pendeek. Ngapain elo kesiniii??"tiba-tiba saja suara Rafa terdengar dari luar kelas
"Rafa, gak usah deh ngatain gue pendek. Elo tuh cupuu"timbal Fara sangat kesal.
"Loh, emang kenyataankan. Elo dulu kan pendeek"
"Emang masalah ya buat elo kalo gue pendek? Dasaar cupuuu. Diajak berantem ya gak mau.dasar cupu anak mami."
"Mana buktinya kalo gue cupu??" tantang Rafa ke Fara.
"Dulu waktu lo sd. Elo kan males banget diajaj berantem. Elo kan gak bisa berantem. Ditonjok dikit aja udag nangiss"kata Fara. Lalu anak-anak satu kelas yang mendengarnya tertawa. Resya yang mendengar hal itu pun ikut tertawa.
"Stop deh ra,bully gue. Itu aib tau gakk!!!!"bentak Rafa ke Fara.
"Yang mulai duluan siapaa?? Gak usah sok cool ya elo disini. Elo fikir banyak orabg yang bakalan suka sama cowok cupu kayak elo,??? Haha. Intropeksi diri aja yaa puu" kata Fara lalu menepuk pundak Rafa.
Dengan sigapnya Rafa menepis tangan Fara. "Awas ya lo! Gue gak segan buat maluin lo di depan temen-temen lo!!"ancam Rafa.
Namun,Fara malah tersenyum santai,dan keluar dari kelas. Resya yang melihat temannya pergi, ia lalu keluar dan meninggalkan kelas Mipa4.
Di luar kelas Resya malah memarahi Fara. Dan Fara hanya mengabaikannya saja.
“Ra, emang elo tau semua tentang dia? Sampai-sampai elo ngebukain aib dia di depan teman-temannya. Ra, ayo jawab Raa!!” kata Resya kesal.
“Elo kenapa sih! Sok sibuk banget. Elo suka sama dia? Ya suka-suka gue dong mau ngatain dia gimana. Gue kan udah lama kenal sama cowok cupu kayak dia!” kata Fara kesal.
“Tapi, itu kan gak baik, Ra. Lo itu udah ngebukain semua rahasia dia. Emangnya, lo ada dendam apa sih sama Rafa?” tanya Resya bingung.
Fara pun menghentikan langkah kakinya, ia melihat ke belakang ke arah Resya. Fara mendekati Resya dan menarik tangan Resya untuk duduk dibangku depan kelas Mipa6.
“Gue gak ada dendam apa-apa sama dia. Gue Cuma sebel aja sama dia. Tiap gue lewat gue selalu dikatain sama dia, padahal gue udah berharap untuk gak satu sekolah lagi sama dia. Eh pas taunya dia pindah ke sini gue makin keki sama dia. Dan, bener aja dugaan gue, dia makin hari makin jadi aja ngeledekin gue. Gue kan gak ngata-ngatain dia.” Kata Fara sebal.
“so? Cuma gara-gara itu doank? Ayolah, Ra,. Lo udah gede, lo bisa kan untuk ga diladenin. Ya, bukan gue ngebelain si Rafa ya.... tapi..........” tiba-tiba saja perkataan Resya terpotong oleh Fara.
“namanya orang lagi jatuh cinta, bawaannya ingin dibela mulu tuh! Ya terserah lo deh. Yang penting gue gak mau tau, pokoknya dia bakalan skak mat depan gue nanti!” kata Fara lalu menuju ke dalam kelas.
***
TEEEETTTTT.... bel pulang sekolah berbunyi. Kelas pun menjadi gaduh. Suasana yang sangat ditunggu-tunggu oleh siswa-siswi kelas X Mipa6. Tak terkecuali Fara, ia harus mengikuti eskul terlebih dahulu karena, dua hari lagi ia akan mengikuti perlombaan mewakili sekolah.
“semangat ya, temanku yang unyu ini. kamu bisa kok” kata Auryn teman sebangku Rafa.
“hm. Iya, ryn. Besok gue gak masuk jam ke satu-jam ke empat. Gue pinjem catatan lo aja ya nanti” kata Fara sambil menutup tasnya.
“sipp deh, ra”
Fara keluar kelas, lalu ia menuju rak sepatunya. Dengan cepatnya Fara memasang sepatu dan berlari menuju ke ruang musik. Ya, Fara memang mewakili sekolah dibidang Musik. Ia memang pintar memainkan alat musik, terutama piano.
“Maaf, Kak. Aku telat” kata Fara terengah-engah.
“ya, gak apa-apa. Oh iya, ini formulirnya kamu isi. Dan mungkin besok kita bakalan latihan lebih intensif. Kamu boleh pulang malam kan?” tanya seseorang yang ia panggil Kakak tadi.
“boleh kok kak,” kata Fara lalu mengambil selembar kertas yang berisi data.
Kak Dion siswa kelas XII IPS C ini memang sangat diandalkan untuk melatih juniornya dalam bermain musik, bahkan ia juga ketua eskul musik di SMA BAKTI. Fara memang kenal dekat dengan Dion. Bahkan, sejak SMP pun mereka sudah saling kenal.
“kak” panggil Fara ke Dion.
“Apa dek? Kamu masih bingung dengan pakaian nanti?”tanya Kak Dion yang sepertinya mengetahui kebingungan Fara.
“hm, iya kak. Aku bingung? Aku kan gak punya pakaian yang kakak minta waktu itu.” Kata Fara dengan wajahnya yang memelas.
“tenang aja, kamu ra. Pakai yang kakak saja. Kebetulan, kakak punya dua.” Kata Kak Dion. Ia memberikan baju yang ada didalam tasnya tadi ke Fara.
“oh, iya. Makasih ya kak. Aku pinjam dulu”
“buat kamu aja deh.”
“serius kak??”
“iya. Yaudah latian yuk. Keburu malem”
Udah baik, cakep lagi. Perfecto banget deh kamu kak... batin Fara.
Setelah dua jam berlatih, akhirnya Fara pun pulang. Memang, waktu sudah menunjukkan pukul 6 sore. Akhirnya, melihat hal itu Kak Dion mengantarkan Fara menuju ke rumahnya.
“ra, pulang bareng kakak aja. Rumah kita kan searah?”ajak Kak Dion.
“mm. Gimana ya kak? Nantii...”
“apa? Pacar aku? Udah putus kok..” kata Kak Dion sambil tersenyum.
“aduh. Gimana ya kak. Gak enak nih, masa tiap pulang latihan aku nebeng sama kakak terus. Beneran deh gak enaak”
“udah santai aja. Kamu kan udah kakak anggap sebagai adik. So, gak masalah kan..?”
Akhirnya Fara pun menuruti kata Dion. Memang, rumah mereka tidak terlalu berjauhan. Bahkan, setiap habis latihan Dion senantiasa mengantarkan Fara ke rumahnya. Memang Fara selalu menolaknya, namun apa daya, hari sudah sore. kendaraan umum sudah tidak ada lagi yang lewat. Sehingga, Fara pun selalu menuruti apa kata Dion.
“ra, udah nyampe nih” kata Dion ke Fara,
“oh iya kak, makasih ya kak. Gak mampir dulu nih?” tawar Fara ke Dion.
“gak deh, ra. Aku langsung pulang aja. See you tomorrow. Jangan lupa latihan”
“sipp kakk” kata Fara. Ia pun masuk ke dalam rumahnya, dan mengunci pagar rumahnya.
Di rumah, mama Fara yang begitu khawatir menanyakan banyak pertanyaan yang selalu Fara ingat.
“Iya mama, tadi Fara abis latihan musik buat lomba nanti kok”
“terus, tadi mama udah nyuruh Rafa untuk jemput kamu ke sekolah, eh tapi Rafa bilang kamu lagi ke rumah temen kamu”kata mama yang membuat Fara kaget.
“Mama nyuruh Rafa jemput aku? Ma, aku gak satu kelas sama diaaa. Jadi, gak usah suruh-suruh Rafa gitu deh. Satu lagi, si Rafa itu nyebelin dan sok tau!”kata Fara kesal.
“kamu ini,ra. Biarpun begitu,kamu tau gak, dia nungguin kamu satu jam disekolah. Bahkan dia gak mau pulang sebelum ketemu sama kamu.”jawab mama.
Fara hanya terdiam mendengar perkataan mamanya. Fara hanya berfikir, buat apa Rafa nungguin dia. Padahal nyatanya, Rafa dan Fara itu gak bakalan bisa buat akur.
“Oh ya Ra, tadi mama dengar katanya tadi pagi Rafa ngajak kamu pergi bareng ya? Kok gak mau?” tanya mama ke Fara.
Dugg.. “kok mama tau sih???” kata Fara kebingungan.
“ya, kan tadi Rafa cerita sama mama. Lain kali, kalo dia ngajak kamu pergi bareng harusnya kamu mau. Kan, gak enak masa ada temen yang berbuat baik kamu tolak” kata mama sambil sibuk dengan pekerjaannya.
“aduh maa, Fara itu benci banget sama Rafa.! Disekolah aja dia ngejekin Fara mulu” kata Fara kesal.
“hm, udah deh.. kalo gitu terserah kamu ya, kalo besok Rafa ngajak pergi bareng kamu gak boleh nolaknya!” kata mama ke Fara. Fara hanya mengabaikannya, ia melangkahkan kakinya menuju Kamar Mandi.
Selepas mandi, Fara menuju ke kamarnya dan mengecek Handphonenya, ia melihat ada 3 misscall, dan 2 SMS. Fara pun mengeceknya.
08888xxxxx (3x panggilan tak terjawab)
“nomor siapa sih?? Iseng banget” gerutu Fara. Ia pun melihat SMSnya, dan ternyata yang mengirimkan pesan itu adalah nomor tidak dikenal tadi dan sahabatnya, Resya.
“Resya? Terus ini nomor siapa!” kata Fara sambil melihat ke layar handphonenya dan menatap pesan masuk tersebut.
08888xxxxx :”Haii Nonaa”
Fara : “ini nomor siapa? Gak usah jail deh!”
Setelah membalas pesan tadi, Fara mengecek sms dari sahabatnya, Resya.
Resyaaa : “Raa! Beneran lo tetangganya Rafa? Titip salam dong, atw gk pintain nomor hpnya plis.”
Fara : “Ganjen lo! Gue gak akrab sama diaa”
Tak lama kemudian pesan masuk pun datang, dengan cepatnya Fara membuka layar pesannya.
08888xxxxx : “cie si pendek sok cuek. Masa sma tetangganya aja gak tau! Huu”
Melihat pesan masuk itu Fara kaget dan makin emosi. Ternyata yang mengirimkan pesan itu adalah Rafa si cowok cupu!
Fara : “eh cupu, gnjen lo. Sms2 gue mlm2 gni. Tw nmor gue drimana?”
Dua menit kemudian Rafa membalas sms Fara tadi.
08888xxxxx : “tau drmna aja blh kn? Yadh, m”f ni gue ganggu mlam indah lo. O y, sory ya yg tdi d sklah? Lo gk mrh lg sm gw kn??”
Fara : “dh, gw m”fin. Tp lain kli jgn panggil gw pndek. Gw gk ska it. Btw tw nmr gw drmn?”
08888xxxx : “Dr Auryn tmn sbangku lo”
Fara : “Knal Auryn drmn?
08888xxxx : “dy tmn stu sd dlu.”
Fara : “tw dy sbangku sm gw drmn?”
08888xxxx : “kepo”
Fara pun tidak membalas sms Rafa lagi. Tapi ia menyimpan nomor Rafa.
Tak lama kemudian, Rafa mengirikkan pesan lagi ke Fara. Namun Fara hanya mengabaikannya saja.
Kenapa Fara gak bales sms gue?  Batin Rafa, yang saat itu sedang menunggu sms dari Fara.
Memang Fara sedang sibuk dengan tugasnya. Handphone Fara yang saat itu sedang lowbat.
Setelah Rafa kesal, akhirnya Rafa memutuskan untuk keluar kamarnya dan duduk dibalkon.
Kebetulan, balkon rumah Rafa berhadapan dengan balkon rumah Fara.
Rafa melihat kearah rumah Fara,namun tak ada sesosok orang yang ia cari.
Tak lama kemudian, Rafa melihat seseorang yang baru saja keluar dari dalam rumah Fara


Siapakah orang itu??
To be continued :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar